Hai hai hai .. Ane muncul lagi nih disini ..
Dah lama amat yak ane kaga utak utik blog -_-
Ujian dah selesaii ..Assiikkkk !!! Haaha
Sekarang waktunya flashback tugas SMA lagi , kali ini ada tugas dari Bundo R
atna tentang BIOPORI .. Yukk capcusss ....
Nama :
Ria Widianti
Kelas : XI IPA 1
Tugas : Mulok Pertanian
Pengertian Biopori

Biopori adalah
lubang-lubang kecil atau pori-pori di dalam tanah yang terbentuk akibat
berbagai akitifitas organisme di dalamnya, seperti cacing, , perakaran tanaman,
rayap dan fauna tanah laiinya. Pori-pori yang ada dapat menigkatkan kemampuan
tanah menahan air dengan cara menyirkulasikan air dan oksigen ke dalam
tanah. Jadi, semakin banyak biopori di dalam tanah, semakin sehat tanah
tersebut. Gambar di samping menunjukkan gambar biopori dilihat dari mikroskop.
Di daerah yang
masih alami, mekanisme pembentukan biopori terjadi dengan sendirinya.
Dengan adanya perubahan struktur di atas dan di dalam tanah akibat
pembangunan/ pengolahan tanah yang dilakukan manusia seperti pertanian,
deforestasi dan perumahan, mekanisme alamiah pembentukan biopori menjadi tidak
berjalan.
Untuk mengatasi
permasalahan ini, Kamir R. Brata, seorang peneliti dari Institut Pertanian
Bogor (IPB), mengembangkan sebuah cara untuk mendorong terbentuknya biopori
melalui Lubang Resapan Biopori (LRB).
KEUNGGULAN DAN
MANFAAT BIOPORI
Lubang resapan
biopori adalah teknologi tepat guna dan ramah lingkungan untuk mengatasi banjir
dengan cara (1) meningkatkan daya resapan air, (2) mengubah sampah organik
menjadi kompos dan mengurangi emisi gas rumah kaca (CO2 dan metan), dan (3) memanfaatkan
peran aktivitas fauna tanah dan akar tanaman, dan mengatasi masalah yang
ditimbulkan oleh genangan air seperti penyakit demam berdarah dan malaria.
a. Meningkatkan
daya resapan air
Kehadiran
lubang resapan biopori secara langsung akan menambah bidang resapan air,
setidaknya sebesar luas kolom/dinding lubang. Sebagai contoh bila lubang dibuat
dengan diameter 10 cm dan dalam 100 cm maka luas bidang resapan akan bertambah
sebanyak 3140 cm 2 atau hampir 1/3 m 2. Dengan kata lain suatu permukaan tanah
berbentuk lingkaran dengan diamater 10 cm, yang semula mempunyai bidang resapan
78.5 cm 2 setelah dibuat lubang resapan biopori dengan kedalaman 100 cm, luas
bidang resapannya menjadi 3218 cm 2.
Lubang dibuat
di tanah kemudian diisi dengan sampah organik atau sampah yang biodegradable.
Sampah yang ada di dalam lubang akan menjadi makanan organisme-organisme tanah.
Hal ini akan meningkatkan aktivitas organisme-organisme tanah di sekitar lubang
resapan biopori sehingga menambah jumlah bipori di sekitarnya. Dengan mengubah
struktur tanah menjadi lebih berpori, kemampuan tanah meresap air menjadi
menigkat dan mencegah terjadinya banjir & kekeringan.
Dengan demikian
kombinasi antara luas bidang resapan dengan kehadiran biopori secara
bersama-sama akan meningkatkan kemampuan dalam meresapkan air.
b. Mengubah
sampah organik menjadi kompos
Lubang resapan
biopori “diaktifkan” dengan memberikan sampah organik kedalamnya. Sampah ini
akan dijadikan sebagai sumber energi bagi organisme tanah untuk melakukan kegiatannya
melalui proses dekomposisi. Sampah yang telah didekompoisi ini dikenal sebagai
kompos.. Dengan melalui proses seperti itu maka lubang resapan biopori selain
berfungsi sebagai bidang peresap air juga sekaligus berfungsi sebagai “pabrik”
pembuat kompos. Kompos dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik pada berbagai
jenis tanaman, seperti tanaman hias, sayuran, dan jenis tanaman lainnya. Bagi
mereka yang senang dengan budidaya tanaman/sayuran organik maka kompos dari LRB
adalah alternatif yang dapat digunakan sebagai pupuk sayurannya.
BIla lubang
yang dibuat berdiameter 10 cm dengen kedalaman 100 cm, maka setiap lubang dapat
menampung 7.8 liter sampah organik. Jumlah tersebut stara dengan rata-rata
jumlah sampah organik selama 2-3 hari dari satu rumah. Dalam selang waktu 56 –
84 hari, sampah di dalam lubang biopori sudah terdekomposisi menjadi
kompos sehingga volumenya telah menyusut. Dengan demikian lubang-lubang
ini sudah dapat diisi kembali dengan sampah organik baru dan begitu seterusnya.
Pengolahan
sampah organik dengan pembuatan kompos mengurangi terbentuknya gas metan yang
merupakan salah satu gas rumah kaca. Gas metan terbentuk saat sampah organik
dibuang secara ditimbun/landfill. Jadi secara tidak langsung pembuatan lubang
biopori dapat mengurangi efek rumah kaca.
c. Memanfaatkan
fauna tanah dan atau akar tanaman
Seperti
disebutkan di atas, lubang resapan biopori diaktikan oleh organisme tanah,
khususnya fauna tanah dan perakaran tanaman. Aktivitas merekalah yang
selanjutnya akan menciptakan rongga-rongga atau liang-liang di dalam tanah yang
akan dijadikan “saluran” air untuk meresap ke dalam tubuh tanah. Dengan
memanfaatkan aktivitas mereka maka rongga-rongga atau liang-liang tersebut akan
senantiasa terpelihara dan terjaga keberadaannya sehingga kemampuan
peresapannya akan tetap terjaga tanpa campur tangan langsung dari manusia untuk
pemeliharaannya. Hal ini tentunya akan sangat menghemat tenaga dan biaya.
Kewajiban faktor manusia dalam hal ini adalah memberikan pakan kepada mereka berupa
sampah organik pada periode tertentu. Sampah organik yang dimasukkan ke dalam
lubang akan menjadi humus dan tubuh biota dalam tanah, tidak cepat diemisikan
ke atmosfir sebagai gas rumah kaca; berarti mengurangi pemanasan global dan
memelihara biodiversitas dalam tanah.
PEMBUATAN
LUBANG RESAPAN BIOPORI (LRB)
Lubang resapan
biopori adalah lubang silindris yang dibuat secara vertikal ke dalam tanah
dengan diameter 10 – 30 cm dan kedalaman sekitar 100 cm, atau dalam kasus tanah
dengan permukaan air tanah dangkal, tidak sampai melebihi kedalaman muka air
tanah.
Lokasi pembuatan lubang resapan
biopori antara lain:
- Di dasar saluaran pembuangan/selokan air hujan
Pembuatan biopori pada selokan pengalir air hujan
mengurangi volume air yang dialirkan sehingga mencegah air meluap ke luar
selokan.
- Di sekeliling batang pohon Lubang resapan biopori yang dibuat di sekeliling pohon dapat menjadi sumber air untuk pohon tersebut. Bulu-bulu akar dari pohon akan tumbuh ke arah LRB
- Di batas taman
- Membuat lubang silindris ke dalam tanah dengan diameter10 cm, kedalaman 100 cm atau tidak melampauikedalaman air tanah. Jarak pembuatan lubang resapanbiopori antara 50 – 100 cm
Pembuatan lubang dapat dibuat dengan memakai alat bantu yang disebut bor biopori
- Memperkuat mulut atau pangkal lubang dengan menggunakan:
1) paralon dengan diameter 10 cm, panjang minimal
10cm; atau
2) adukan semen selebar 2 – 3 cm, setebal 2 cm
disekeliling mulut lubang.
- Mengisi lubang LRB dengan sampah organik yang berasaldari dedaunan, pangkasan rumput dari halaman atau sampah dapur; dan
- Menutup lubang resapan biopori dengan saringan kawat/lainnya.
Setelah LRB dibuat, secara berkala
lubang harus dirawat dan dipelihara dengan cara:
- Mengisi sampah organik kedalam lubang resapan biopori;
- Memasukkan sampah organik secara berkala pada saat terjadi penurunan volume sampah organik pada lubang resapan biopori; dan/atau
- mengambil sampah organik yang ada dalam lubang resapan biopori setelah menjadi kompos diperkirakan 2 – 3 bulan telah terjadi proses pelapukan.
Jumlah lubang
yang perlu dibuat dapat dihitung dengan menggunakan persamaan:
Jumlah LRB =
intensitas hujan(mm/jam) x luas bidang kedap (m2) / Laju Peresapan Air per
Lubang (liter/jam)
Sebagai contoh, untuk daerah dengan intensitas hujan
50 mm/jam (hujan lebat), dengan laju peresapan air perlubang 3 liter/menit (180
liter/jam) pada 100 m2 bidang kedap perlu dibuat sebanyak (50 x 100) / 180 = 28
lubang.
0 comments:
Post a Comment